HIDUP tak MENGAJARI mu Bagaimana TERTAWA, Tetapi HIDUP MENGAJARI mu Bagaimana Meraih BAHAGIA.

Rabu, 30 November 2011

(Gagal) Menjadi Suami Teladan



Mempunyai pendamping hidup yang shaleh? Hem, siapa yang tidak MAUH. Apalagi mempunyai suami yang dapat dijadikan teladan. Wuih, istri manah yang nolak. Hehe. Tidak perlu suami setampan mas David Bechkam yang tengah berkungjung ke Indonesiah, dan terkesima dengan bulu mata anti badai dan jambul khatulistiwanya Syahrinih, tidak perlu juga sekuat Ade Rai –xoxo-. Tapi yang penting adalah mempunyai suami yang shaleh dan bisa dijadikan teladan untuk keluarga dan sekitarnya. Soal tampang mah ituh bonus dari Allah. Dikasih ganteng/tampan/mature kayak bang Brad Pitt Alhamdulillah, dikasih suami yang mukanya pas-pasan ya bersabarlah. Looh!! Hahaha. 

This is it criteria suami yang ahsan:

SUAMI SHALEH adalah suami yang bisa menjadi TELADAN dalam ketaqwaan kepada ALLAH, DICINTAI dan DIKAGUMI istri dan anak-anaknya, kadang ia menjadi IMAM dengan kemuliaan akhlak, GURU KHARISMATIK, ORANG TUA pelindung yang bijak, PANGERAN yang gagah, PACAR yang genit, TEMAN sejati, eh kadang-kadang kekanak-kanakan juga lho, suka bercanda dan MANJA sekali pada istrinya.

Nah loh, subhanalloh sekali kan! Siapapun suami yang ‘normal’ dalam artian pasti pengennyah merujuk kesana. Tapi, perjalanan ke sana tidaklah mudah just seperti yang dibayangkan. Begitu banyak godaan baik dari dalam maupun luar diri sang suami.

Beberapa waktu lalu aku kedatangan seorang kawan, seorang bankir muda yang sukses plus seorang suamih yang semula setiah, tapi kemudian ada godaan ditengah biduk rumah tanggahnyah.

Dia, sih, sebenarnya sudah cukup bahagiah dengan 3 anaknya yang lutu2. Di usia perkawinan yang menapak dasawarsa pertama. Sebagai suami, dia pun sebenarnyah sangat care terhadap keluarga. And his wife juga taat sebagai ibu rumah tanggah. What a simple family. But, padah tahun kesekian he gets another ‘woman’ in his life. Selingkang bo'! Walaa!

Tidak mudah mempertahankan rumah tangganya. Beruntung dia mempunyai istri shalehah, sabar, dan ikhlas. Alhamdulillah yah! Gonjang-ganjing rumah tangganyah dilalui berdua dengan sabar. Meski pahit, getir, marah, dia paham betul bahwa suaminyah sedang dicoba. Dan keteguhan seorang istri dengan tiga anak tak menggoyahkan imannya. DIA HARUS MENYELAMATKAN suamihnya. That’s the point.

Singkat cerita, biduk yang goyah kembali tenang. Dan si suami pun sadar dan kembali kepada jalan yang ‘seharusnya’.

Ketika aku bertemu dengannya, dia dalam keadaan melting down. Dia menyesal, bahkan sangat menyesal telah menyakiti hati istrinya dan ketiga anaknya. Saking menyesalnya, dia merasa jijik dengan dirinya sendiri. Dia ketakutan melihat kesalahannya. Dan dia merasa GAGAL MENJADI SUAMI YANG SHALEH.

This is it. He feels GAGAL menghadapi UJIAN dari Allah SWT.

“OMG”, I said. Aku pun ngajak dia untuk bertamasya ke alam pemikiran yang jernih.

Firman Allah SWT dalam QS. Al-Ankabut (29: 2-3), “Apakah menusia mengira bahwa mereka dibiarkan mengatakan : ‘kami telah beriman’ sedang mereka tidak diuji lagi. Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang sebelum mereka dan benar-benar Allah mangetahui orang-orang yang benar dan mengetahui pula orang- orang yang dusta.”

Dunia adalah ladang ujian untuk manusia. Tak terhitung jumlahnya. Kesedihan adalah ujian. Bahkan kesenangan juga cobaan. Jamaknya ujian yang tak berhingga dalam hidup manusia bagaikan simpul-simpul yang bertaut sepanjang jasad kita masih bernyawa. Dia akan membentuk siapa kita kelak di hadapan Allah SWT. Dia akan menghadiahkan kita surga atau neraka? Itulah momen terakhir kapan kita bisa mengatakan “SAYA GAGAL” atau “SAYA BERHASIL”. Di titik itulah boleh kita katakan “SAYA SEORANG SUAMI YANG TELADAN” atau “SAYA GAGAL MENJADI SUAMI YANG TELADAN.”

Yang bisa kita lakukan adalah hijrah dari kegelapan menuju cahaya kemenangan. 


Seorang ulama terkenal memetuahkan KIAT-KITA MENJAGA TAUBAT: 

Pertama, "Annadm attaubah" penyesalan atas ma'siyat yg pernah dilakukan. Bahkan hati menjadi perih dan mudah menangis kalau ingat masa lalu,

Kedua, "Al i'tiqod" berjanji bersumpah untuk tidak pernah lagi mengulanginya. Dikatakan dalam firman-Nya: “dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, (segera) mengingat Allah, lalu meohon ampunan atas dosa-dosanya dan siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosanya selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui.

Ketiga, "Dawaamul istigfaar" terus menerus minta ampunan ALLAH, Abu Bakar Ashshiddiq mohon kepada Rasulullah, “Ajarkanlah aku suatu do’a yg bisa aku panjatkan saat munajat", maka Beliau pun berkata, “Bacalah: ‘ALLAHUMMA INNII ZHOLAMTU NAFSII ZHULMAN KATSIIRAN WA LAA YAGHFIRUDZ DZUNUUBA ILLAA ANTA FAGHFIRLII MAGHFIRATAN MIN ‘INDIKA WARHAMNII INNAKA ANTAL GHAFUURUR RAHIIM, "Ya ALLAH, sungguh aku telah menzalimi diriku sendiri dengan kezaliman yang banyak, sedangkan tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali hanya ENGKAU, maka itu ampunilah aku dengan suatu pengampunan dari sisi-Mu, dan rahmatilah aku. Sesungguhnya ENGKAU Maha Pengampun lagi Maha Penyayang", (HR Muttafaqun alaihi),

Keempat, "Al iman bimagfirotihi", yakin sepenuh hati bahwa ALLAH MAHA PENGAMPUN & MAHA MENERIMA TAUBAT. "Katakanlah: ‘Hai hamba-hamba-Ku yg melampaui batas dalam perbuatan ma'siyat, janganlah kamu berputus asa dari RAHMAT ALLAH, Sesungguhnya ALLAH mengampuni dosa-dosa SEMUANYA, Sesungguhnya DIA-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az Zumar: 53).

Dan memaksimalkan ikhtian dan doa dipenghujung malamnya, untuk keselamatan keluarganya dari fitnah dunia dan akhirat. Keluarga baginya PERTAMA tetapi umat baginya UTAMA, SUBHANALLAH.



Ada satu hal lagi sahabat, SEMANGAT KAIZEN, continuous improvement atau perbaikan yang berkelanjutan dalam hidup. Ndak usah mikir ujungnya seperti apa dan bagaimana. Yang harus kita pikirkan adalah bagaimana kita bisa berproses hidup yang terus membaik. Biarlah Allah SWT yang menakdirkan kita mati dalam khusnul khotimah, amin ya Rabb.




Love you my X, as always. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  © Blogger templates ProBlogger Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP