HIDUP tak MENGAJARI mu Bagaimana TERTAWA, Tetapi HIDUP MENGAJARI mu Bagaimana Meraih BAHAGIA.

Kamis, 15 Maret 2012

Kita adalah Kelahiran dari Masa Lalu.

Assalamu’alaikum, sahabat blogger. Kembali menyapa dalam sehari. Huhu, UN CUT!

Stuck in the middle. Hari ini semua masih berjalan samaaa! Itulah postingan yang mencoreng wall fb ku this morning.

Harapan dengan kenyataan memang tak selalu berjalan seiring. Ya, begitulah. Meski harapan yang kita rangkai untuk kebaikan bersama. Tapi ada kekuatan sosial atau karir di luar diri kita yang mengatakan “TIDAK” atau kekuatan yang terus menggurui kita dengan keadaaan bodoh dan malas. Thats was shit!

Okelah, aku tidak mau memikirkan sesuatu yang hanya mau berjalan di tempat. Misal, berhenti dan mati pun bukan tugas aku untuk memberikan sekadar nafas buatan atau call 911. I dont give a shit with that.



Really, i want to tell you about this picture above.
Tentang siapa kita. Di masa lalu atau sekarang.



Di mulai dari yang pertama. Heehe. Yang lagi merangkak, namanya Sinta Padmandaru, lulusan fakultas psikologi salah satu universitas di Jogja. Dulu, pas diambil foto ini dia masih kisaran umur kurang dari satu tahun. Coba tanyakan kepadanya, “Itu foto siapa?”
Pasti dia akan tepok jidat. Karena, beda jauh casingnya, hehe. Now, dia seorang front office di sebuah firm di Jogja. Tahu sendiri bagaimana seorang front off, pasti pegangannya BB minimal. Masalah tunai atau pencicilan adalah masalah tersendiri. Haha. Damai @shintapadmandaru.
Kedua, guy wif red shirt, i dont know where he is. Yang jelas dia adalah seseorang yang dianggap anak oleh my parents. Tapi sayang, he brought the shame things to my family. Just dont care! Tuhan mempunyai cara tersendiri untuk menjewer ummat-Nya. Hak prerogatif Dia bukan.
Ketiga, that is my older sister. Perjalanan hidupnya tak berjalan mulus. Semulus harapan di awal pernikahan dengan mantan kakak iparku yang serupa dengan anjing berotak manusia. You can read the real story in http://rumahkaira.blogspot.com/2010/11/doubtful-journey-god-sorry-for.html

Dan yang keempat ... Taraaaaaaaaaaa.
Yeah, that is me. Kata orang sih gag ada yang berubah dari casingku. Hanya bertambah tua saja. Hahaha. Gubrak!!! Siapa sih yang bisa menghentikan waktu? No body can’t, right? Dan aku punya ‘bos’ yang selalu mempermasalahan ‘umur’, kenapa musti repot ya? Let is flow ajah! Toh, ke liang kubur juga jatuhnya. Hehe. Pengennya sih, kalo suatu hari aku dikebumikan, pengeeen banget di San Diego Hills Memorial Park and Funeral Homes, hahaha. Mimpi kali yah? Ngomong-ngomong masalah tempat itu, aku baru tahu juga dari berita kemaren, seorang model sampul ibukota meninggal dalam keadaan terbakar di mobil yang dikendarainya. Nah, dia dikuburin di situ tuh. So, i got travel by dunia maya ke situ. Wuh, bos ... a such great place buat ngelancong dan tempat tinggal setelah alm... huah huah ... ah napa musti nulis ini cih. Ok, lets back to the story! Medeni ah ... syerem.

Kita adalah kelahiran dari masa lalu. Is it true?

Ok, guys. Hidup tidaklah mudah. Bisa dikatakan rumit. Bahkan kadang realita yang terjadi malah melebihi skenario sinetron di tv. Tidak bisa dinalar. Yah, pokoknya payah dah. Namun, sesulit apapun hidup. Allah mempunyai cara-Nya sendiri untuk mengatakan pada kita, “Oh, manusia apa yang kamu pikirkan tidaklah benar!”
Yah, Tuhan selalu mempunyai caranya sendiri untuk memecahkan masalah yang kita hadapi, meski tingkat kegempaan masalah yang tengah kita hadapi sudah melampaui 8.9 Scala Richter, aw naw! Yang kupegang adalah “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 5)
Dan ayat ini pun diulang setelah itu, “Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 6).
What a wonderfull, setelah satu kesulitan Allah mendatangkan dua kemudahan. Al Hasan Al Bashri mengatakan bahwa ketika turun surat Alam Nasyroh ayat 5 – 6, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kabarkanlah bahwa akan datang pada kalian kemudahan. Karena Satu kesulitan tidak mungkin mengalahkan dua kemudahan.”

Lihatlah kembali gambar di atas! Foto itu berdinding tembok cat warna coklat tulang, beserta perabot jadul yang menyesaki istanaku. Itulah hal paling membuatku limbung dan kehilangan akal warasku. Membuat aku membenci Tuhan. Menasbihkan aku, “I’m the worst man in the world.”

Mengapa? Karena aku harus kehilangannya. Harus kehilangan masa kecilku di sana. Harus bercerai dengan kebahagiaan bersama keluarga. Yah, tahun 2001, rumah itu sold out.
Semenjak itu, tidak ada destinasi hidup bagiku. Aku menyalahkan Tuhan karena aku tidak bisa melanjutkan jenjang S1. Aku harus kehilangan teman-teman. Bahkan yang paling parah adalah kehilangan rasa percaya diri dan harga diri. Karena semua saudara beranjak meninggalkan kami di tengah padang yang luas tanpa sesuap nasipun. Mereka melenggang pergi bersama kejayaan masa lalu keluargaku. Gila!
Suatu ketika pernah aku menangis selama tujuh jam tanpa henti. Aku menempuh perjalanan Pekalongan – Solo dengan derai airmata. Aku harus menyembunyikan kakak tertuaku bersama keponakanku ke rumah familiy. Kalau tidak, kakakku akan dibunuh. It’s too heavy.
Aku berkata, “Tuhan tak lagi berpihak kepadaku. Pada kebaikan orang tuaku.”
Itulah titik terendah dalam hidup yang pernah aku alami. When, nobody hold your shoulder tight.


***

Aku pun mencoba bangkit!
Beruntung aku bertemu sahabat-sahabat baru yang mencerahkan. Mereka memberikan asupan gizi ketauhidan. Mengajak dan menuntunku kepada hijrah yang sesungguhnya. Hingga, setiap kejadian yang pernah aku alami berbuih pada hikmah.
Ibarat, untuk masuk ujian yang ku alami, aku harus sebuah masuk gerbang yang besar. Petugas jaga melucuti semua pakaianku. Pakaian yang lusuh terbebani dunia.

God, I’m nothing without You.
Kini, kehidupan telah beranjak pada rel yang seharusnya. Setelah aku menikah dan mempunyai anak bernama SEBENING EMBUN KAIRA, my life become a wonderfull life. Semua perjuangan dan air mata terbalas sudah. God, memberikan aku dua hadiah terindah dalam hidupku.
Aku merasakan bahwa AKU TERLAHIR KEMBALI. Aku adalah kelahiran dari masa lalu. Bagaimana jika Tuhan tak mengujiku. Bagaimana kalau dari dulu aku baik-baik saja. Tentu akan menjadi MANUSIA yang BIASA-BIASA saja dan tidak pernah diperhitungkan untuk MASUK SURGA-NYA.


Pernah aku buat puisi ini,

Pada suatu titik kita harus berhenti. Bukan karena kita tak mampu berkayuh lagi.
Kontemplasi, perenungan, atas sebuah jembatan hidup yang telah terbentang jauh dari titik nol umur kita. Bahkan dari pertama ruh kita merasai kokohnya rahim seorang ibu.
Yah, sebuah perjalanan yang panjang…
Peristiwa besar yang mengubah sejarah hidup bahkan sampai lintasan kejadian semasa kecil sering menggoyahkan kaki kita saat ini.
Pertanyaan sering menggelayut di mendung pemikiran kita. Pada sisi pesimistis akan elegi sebuah hidup. Dan pertanyaan itu sering memojokkan atas keberadaan kita sendiri.
APAKAH LANGKAHKU SUDAH BENAR?

Kadang kita kembali ragu akan sebuah keputusan. Menyalahkan diri sendiri kemudian membabi buta menyalahkan keadaan bahkan TUHAN.

Padahal hanya pada jalan-Nya kita akan tahu bahwa pada titik ini kita sudah berjaya.


Tawakal dan Sabar adalah Sebagai Pembuka Kunci Ikhlas

Dua kata yang terus aku percayai sebagai pembuka kunci perut DORAEMON. Hehe.
Sulit memang. Harus terus belajar. Sakit memang. Tetapi harus terus berkayuh.
Aku terus mencoba menghargai kesulitan dan kehidupan. Karena Allah tidak akan menguji hamba-Nya di luar kesanggupannya. Itu janjinya. Dan Dia adalah maha pemenuh janji.


Kupetik sebuah notes-ku,
Mencermati dan mencoba memahami kehidupan orang lain -entah itu teman, sahabat, keluarga, bahkan orang yg baru saja kita kenal atau bahkan yang tak kita kenal sekalipun sebelumnya- dan mencoba bertanya why they doing that...
Semakin membuat qt tahu apa arti hidup dan kemudian kita bisa belajar menghargai hidup itu sendiri.
Bahwa kita tidak sendiri, bahwa kehidupan orang lain itu juga ada untuk kita ambil pelajaran, pun sebaliknya.
Dan pada akhirnya, sikap saling menghormati dan menghargai antar sesama manusia tumbuh di pemikian kita. Dan kita tuangkan dalam kehidupan sehari-hari.

Alangkah indahnya jika kita mau berbagi dengan orang2 di sekitar kita.
Thanks 4all... your life of journey is become a part of me.



Yah, aku dipaksa untuk cerdas dalam mensikapi sebuah peristiwa.

Ikhlas adalah tidak mudah, tetapi bukan merupakan suatu hal yang mustahil dilakukan.
Aku pun tersadar kembali, Aku adalah Kelahiran dari Masa Laluku. I’m nobody without my past.

Always, make a continuous improvement, yah sebuah perbaikan yang terus menerus yang melahirkan aku kembali.
Pribadi yang tentu jauh dari kesempurnaan, karena aku memang tidak menuju kesana, karena yang kulakukan bukanlah juga sebuah kesempurnaan, aku hanya mencoba untuk lebih baik dan lebih baik lagi.
Apakah berarti cobaanku telah usai? Ah, tentu tidak. Sebatas kita masih manusia, tentu cobaan tidak akan pernah berhenti mengecap hidup kita dalam sedetik jengkal pun.
Namun yang membedakan adalah kualitas dari cobaan. Tuhan tidak akan menguji kita terus menerus, jika kita mampu mendekati-Nya dengan akhlak kita.
Tuhan tentu juga tidak akan menguji kita, sebagaimana Tuhan menguji Nabi Muhammad saw. Sebagaimana Nabi Ayub yang kembali sembuh setelah sakit lahir dan batin yang luar biasa. Sebagaimana Nabi Musa meminta Nabi Harun untuk menemaninya kepada Allah SWT, untuk berdakwah pada Fir’aun.
Karena setiap dari kita mempunyai jalan cerita yang berbeda. Hanya satu kesamaannya, mari kita kembalikan semua kepada Allah Azza Wajala.
Semoga bermanfaat. Kekurangan tentu ada pada saya, dan kesempurnaan hanya milik-Nya.


Salam,


Pipi Kaira

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  © Blogger templates ProBlogger Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP