HIDUP tak MENGAJARI mu Bagaimana TERTAWA, Tetapi HIDUP MENGAJARI mu Bagaimana Meraih BAHAGIA.

Rabu, 07 Desember 2011

Masihkah Kita Mencari Cinta yang Sempurna (?)


Apakah Arti Cinta Itu?

One day, Plato asked his teacher, Socrates, “Whats the meaning of love? Apa arti cinta? How can I find it?
Gurunya menjawab, “Ada ladang gandum yang luas di depan sana. Berjalanlah kamu dan namun jangan mundur kembali. Take one twig –ranting, red-. Jika kamu menemukan twig yang kamu anggap paling menakjubkan, artinya kamu telah menemukan cinta” .
Kemudian Plato berjalan menyusuri lading gandum, and after while, dia kembali dengan tangan kosong. Tanpa membawa satu ranting pun.
Gurunya heran, “Why you did’nt bring any twig? -Mengapa kamu tidak membawa satupun ranting-?”
Plato pun menjawab, “Aku hanya boleh membawa satu ranting, and I can go back just for one time.”. Sebenarnya aku telah menemukan ranting yang paling menakjubkan.”

“Kenapa tidak kamu ambil?” Gurunya bertanya.
“Karena, aku masih menduga mungkin ada sebuah ranting yang lebih menakjubkan lagi di depan sana, jadi tak kuambil ranting tersebut.”
“Saat aku berjalan lagi lebih jauh, baru kusadari bahwasanya ranting-ranting yang kutemukan tak sebagus ranting yang telah membuatku takjub tadi, jadi tak kuambil sebatangpun pada akhirnya”
Gurunya kemudian menjawab, “Apakah kau tak menyesal tidak mengambilnya ranting yang pertama.”
Plato terdiam, dan gurunya berkata, “Karena itulah cinta, itulah arti cinta.”

Hikmah:
Sering kita mencari cinta yang sempurna. Meski pun ketika kita sudah mendapatkannya dari pasangan, namun kita masih terus mencari yang lebih sempurna. Mencari kekurangan-kekurangan pada pasangan. Seperti menuruti nafsu yang tak berkesudahan. Tak kenal lelah kita berkelana menelusuri jejak yang terlihat sempurna namun tak tak lebih dari fatamorgana.
Dan meski pun kita berhasil menemukan cinta yang baru, tentu dengan mendzalimi cinta kita yang lama, maka kata sempurna itu tak kan pernah kita jumpai selain kehampaan dan nafsu yang menganga.
Siapa yang akan sakit, siapa yang tak tercabik hatinya, selain kita dan pasangan kita.
Ada satu hal yang menyebabkan pengembaraan itu tak terkendali. Ialah, kurangnya rasa ‘bersyukur’ kepada Allah SWT terhadap sucinya cinta pasangan kita.
Sesiapapun dia, bukanlah makhluk yang sempurna. Sesiapa pun kita juga bukanlah pasangan yang sempurna untuknya. Tentu akan lebih romantis ketika kita menghadirkan Allah dalam membangun cinta bersama pasangan kita dan dalam setiap langkah kita, sekecil apapun. Itulah arti kesempurnaan cinta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  © Blogger templates ProBlogger Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP